Salah satu program unggulan Pemkab Pasuruan “SDSB” atau Satu Desa Satu Bank Sampah, menunjukkan keberhasilannya.
Secara terus menerus, desa-desa di Kabupaten Pasuruan sudah banyak
yang memiliki Bank Sampah yang tak hanya mengajak masyarakat untuk
memilah dan menabung sampah. Melainkan terbukti berhasil dalam
memberdayakan masyarakat sekitar.
Seperti yang dilakukan oleh Pempes Community (Komunitas Pemuda Peduli
Sampah) di Desa Randupitu, Kecamatan Gempol. Sejak didirikan tahun 2018
lalu, kebiasaan masyarakat sudah mulai beralih, dari yang membuang
sampah asal-asalan menjadi suka memilah sampah berdasarkan jenisnya.
Masrufan, Ketua KSM Komunitas Pempes Randupitu mengatakan, mindset
masyarakat sudah beralih dari yang hanya membuang sampah saja, menjadi
terbiasa memilah sebelum membuang sampah yang tak bisa didaur ulang.
“Senang sekali melihat warga Randupitu yang betul-betul memanfaatkan
Bank Sampah, ya meskipun jumlah warga tidak terlalu banyak seperti yang
kami harapkan,” katanya di sela-sela acara Anniversary KSM Pempes
Community, di Dusun Babat, Desa Randupitu, Minggu (24/11/2019) pagi.
Hingga saat ini, jumlah warga yang memanfaatkan Bank Sampah tidak
terlalu banyak, yakni masih di kisaran 50-an KK. Masrufan optimis,
jumlah warga yang berpartisipasi dalam Bank Sampah akan terus bertambah.
“Saya yakin akan terus meningkat, karena banyak keuntungannya kalau
kita betul-betul memanfaatkan Bank Sampah. Selain membantu pemerintah
dalam mengurangi timbunan sampah, kalau kita berpartisipasi, maka sampah
kita diganti dengan uang,” tandasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Bupati Pasuruan, HM Irsyad
Yusuf juga meresmikan operasional Gedung Bank Sampah Semar
(Sejahterakan Masyarakat Randupitu). Pembangunan gedung tersebut didanai
Pemkab Pasuruan melalui APBD tahun 2019 dengan anggaran sebesar Rp 200
juta.
Dalam sambutannya, Irsyad menghimbau agar gedung tersebut betul-betul
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Terlebih dalam tujuannya untuk
membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan akan volume sampah yang
terus bertambah setiap waktunya.
“Meski gedungnya tidak terlalu besar, tapi yang paling penting adalah
pemanfaatannya. Bisa digunakan untuk koordinasi dan komunikasi dalam
kegiatan Bank Sampah,” ucapnya.
Tak hanya itu, Irsyad juga meminta agar di sekitar gedung ditanami
banyak pohon penghijauan. Sehingga keberadaan Bank Sampah bisa
bersinergi dengan upaya pelestarian lingkungan sekitar.
“Saya lihat masih belum ada pohon rindangnya di sini. Sebentar lagi
musim penghujan, jadi tepat sekali untuk ditanami banyak pohon di
sekitar gedung. Kalau hijau royo-royo, seneng lihatnya,” tegasnya.
(emil)
0 komentar:
Posting Komentar