Jumat, 12 Oktober 2012

Anak terbang Di Candi Belahan

Terbang Di atas Kolam
di Candi Belahan (Sumber Tetek) 
Wonosunyo Gempol



Syahdan, di tahun 991 M lahirlah seorang bayi dari pasangan Udayana dan Mahendradatta ke dunia ini. Bayi berdarah campuran Bali dan Jawa tersebut diberi nama Airlangga yang kelak namanya akan hidup sepanjang masa. Untuk memperingati momen tersebut, ayah Airlangga, Udayana membangunkan sebuah candi di sisi barat Gunung Penanggungan. Candi itu berupa petirtaan (pemandian) yang disebut Petirtaan Jolotundo. Candi ini dibangun pada tahun 997 M sebagai simbol kasih sayang kepada Airlangga. Dan di saat Airlangga sudah besar ia sering sekali pergi ke candi ini untuk menyejukkan jiwanya.
Selain Petirtaan Jolotundo, ada candi lagi yang usianya hampir sama tua, yakni Candi Belahan atau Sumber Tetek. Candi ini bisa juga disebut Petirtaan Belahan. Dibandingkan candi-candi lain yang ada di sisi barat Gunung Penanggungan, kedua candi ini menurut saya paling tua karena candi-candi yang di sisi barat Gunung Penanggungan (kecuali Jolotundo) dibangun pada masa kerajaan Majapahit. Jika Petirtaan Jolotundo dibangun oleh Udayana pada masa pra-Kahuripan, maka Candi Belahan dibangun oleh Airlangga, anak Udayana, pada tahun 1009 Masehi atau pada masa Kerajaan Kahuripan.Candi Belahan terletak di lereng timur Gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Belahan, Wonosunyo, Gempol, Kabupaten Pasuruan, 5 km arah barat dari jalan raya Surabaya-Gempol (masuk di jalan samping Pom Bensin yang menghadap ke timur, 100 meter selatan Apolo). 
Candi ini berada di ketinggian 700 m dpl sehingga udara di sekitarnya begitu sejuk dan pemandangan alamnya juga indah. Candi ini memiliki lebar 5x5 meter dan sebagian besar tersusun dari bata merah. Ada dinding bata merah dan di depannya terdapat dua arca wanita, yang kemungkinan adalah istri Prabu Airlangga, yakni Dewi Sri dan Dewi Laksmi yang melambangkan kemakmuran. Dari puting payudara arca Dewi laksmi inilah keluar air mancur sehingga warga sekitar lebih akrab dengan sebutan Candi Sumber Tetek. Ada juga arca wisnu mengendarai Garuda, namun arca ini sudah diamankan di Trowulan. Selain sebagai tempat mandi oleh para istri dan selir Airlangga, candi ini menjadi tempat bertapa Airlangga dan tempat diperabukannya/ dimakamkannya Airlangga tahun 1049 M.
(http://nurulaneh.blogspot.com/2012/04/sumber-tetek-candi-belahan-simbol.html)

(Pedarmaan Prabu Erlangga )

Petirtan Belahan
Berlokasi di Desa Wonosuryo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Merupakan tempat pemakaman Raja Airlangga berasal dari masa abad XI masehi hal ini dibuktikan dengan candrasengkala yang terpahat pada sebongkah batu besar, berangka tahun 1049 masehi.
Bahan batu bata dan batu andesit, Petirtaan Belahan merupakan sebuah pemandian berbentuk kolam persegi empat yang mendapat pasokan air dari sebuah sungai kecil. Dinding sebelah barat belakang mengepras lereng gunung penanggungan dengan bentuk relung-relung yang dahulunya berisi arca perwujudan Airlangga sebagai dewa Wishnu. Dengan ukuran panjang 6,14 m dan lebar 6,14 m.
Petirtaan ini sering disebut oleh penduduk dengan nama Candi Tetek atau Candi Belahan, karena adanya pancuran air yang disalurkan lewat peyudara salah satu arca. Petirtaan ini belum pernah mengalami pemugaran.
Petirtan Belahan
Candi Belahan merupakan komplek pertapaan yang terletak di Lereng Gunung Penanggungan. Terdapat arca panCandi Belahan merupakan komplek pertapaan yang terletak di Lereng Gunung Penanggungan. Terdapat arca pancuran yang menjadi kekhasan petirtaan ini. Diperkirakan dibangun pada masa Raja Airlangga.curan yang menjadi kekhasan petirtaan ini. Diperkirakan dibangun pada masa Raja Airlangga.

sampai saat ini candi itu berdiri kokoh dan di manfaatkan orang sebagai tahan hidup untuk air yangbersih dan bagi anak - anak adalah bermain dan pelajaran.

oleh Suudin Zuhri

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

0 komentar:

Posting Komentar